Berbagai
jenis kanker yang dapat terjadi pada wanita, kanker rahim menempati
peringkat keempat sebagai kanker yang paling sering terjadi pada wanita.
Selain kanker payudara, kanker paru-paru, dan kanker kolorektal.
Rahim
yang dalam bahasa medis disebut juga sebagai uterus merupakan salah
satu organ reproduksi wanita yang berfungsi sebagai tempat berkembangnya
janin selama kehamilan, terletak di rongga panggul. Dinding rahim
terdiri dari tiga lapisan, yaitu : endometrium, myometrium, dan serosa.
Lapisan endometrium adalah lapisan yang terletak paling dalam di rongga
rahim, sangat terpengaruh dengan perubahan hormon serta berperan dalam
proses menstruasi dan kehamilan. Myometrium adalah lapisan di
tengah-tengah yang sebagian besar terdiri dari otot. Sedangkan serosa
disebut juga perimetrium merupakan lapisan terluar yang membungkus
uterus.
Mengenal Kanker Rahim Lebih Dekat
Kanker
yang dapat terjadi pada rahim adalah Sarcoma Uterus dan kanker
endometrium. Sarcoma uterus merupakan keganasan yang terjadi pada
lapisan serosa dan dapat mencapai lapisan myometrium, biasanya
memberikan prognosis yang buruk. Sedangkan kanker endometrium adalah
keganasan yang terjadi pada lapisan endometrium rahim.
Hampir
sebagian besar kanker rahim yang banyak terjadi adalah kanker
endometrium sehingga sering kali istilah kanker rahim digunakan untuk
menyebut kanker endometrium. Kanker sendiri sebenarnya berasal dari sel
normal yang ada di dalam tubuh, tetapi karena pengaruh dari
faktor-faktor tertentu, sel yang tadinya sehat mengalami pertumbuhan
yang tidak terkontrol. Pertumbuhan tersebut dapat mendesak ke jaringan
disekitarnya dan bahkan menyebar ke organ lain melalui pembuluh darah
atau saluran getah bening, disebut sebagai metastasis.
Apa Gejala Kanker Rahim?
Gejala-gejala dari kanker rahim, diantaranya :
Perdarahan
dari vagina yang terjadi diluar siklus menstruasi merupakan sesuatu
yang abnormal dan harus segera diperiksa oleh dokter.
- Nyeri saat berhubungan seksual atau berkemih
- Nyeri pada rongga panggul
Gejala-gejala
tersebut sangat tidak wajar ditemukan pada wanita normal, oleh karena
itu apabila seorang wanita mulai mengeluhkan adanya gejala-gejala
tersebut diatas harus segera memeriksakan diri ke dokter. Terlebih
ketika disertai dengan gejala kanker pada umumnya, seperti badan kurus,
lemah, pucat, keringat dingin, dan sebagainya.
Penegakkan
diagnosis sedini mungkin dan pemberian terapi yang tepat dapat
memberikan prognosis yang baik terhadap pasien kanker dan dapat mencegah
terjadinya komplikasi lebih lanjut dan kejadian kanker berulang.
Baca juga: 12 Ciri dan Gejala Kanker Serviks
Apa Penyebab Kanker Rahim?
Faktor-faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya kanker rahim, diantaranya :
- Kelebihan hormon estrogen, dibandingkan hormon progesterone.
Hormon
estrogen dan progesterone dihasilkan oleh indung telur, dan keduanya
dapat mempengaruhi fungsi dari dinding endometrium. Ketidakseimbangan
antara hormone estrogen dan progesterone ini dapat menyebabkan sel-sel
dinding endometrium terus tumbuh dan menebal. Apabila terus dibiarkan,
maka dapat memicu pertumbuhan sel-sel kanker. Kelebihan hormone estrogen
ini biasa terjadi karena penggunaan obat-obatan yang mengandung hormon.
Usia normal seseorang mulai mengalami menstruasi adalah 12 tahun dan mengalami menopause
pada usia sekitar 50 tahun. Seorang wanita yang mengalami menstruasi
terlalu dini sebelum usia 12 tahun, dan mengalami menopause yang
terlambat diatas usia 50 tahun, memiliki resiko lebih tinggi untuk
terkena kanker rahim. Karena paparan dinding endometrium terhadap
hormone estrogen meningkat.
- Menstruasi yang berlebihan.
Siklus normal menstruasi adalah sekitar 28-32 hari dan 1 siklus menstruasi dapat berlangsung selama 5-7 hari.
Wanita
yang tidak pernah hamil memiliki resiko lebih tinggi terkenan kanker
rahim disbanding wanita yang pernah hamil walaupun hanya 1 kali.
Pada
usia tua, resiko terjadinya kanker rahim juga meningkat karena pada
fase menopause seringkali terjadi ketidakseimbangan hormonal. Lemak
tubuh yang berlebihan dapat mengganggu keseimbanga hormon.
- Paparan radiasi di daerah panggul.
- Riwayat keluarga dengan kanker usus besar.
Adanya
riwayat keluarga yang menderita kanker usus besar ternyata berkaitan
dengan pasien kanker rahim, hal ini biasa dipengaruhi oleh faktor
genetik.
Penegakkan Diagnosis
Selain dengan
melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik di daerah panggul dan pemeriksaan
penunjang lain dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis kanker rahim.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan diantaranya tes Pap Smear, USG
transvaginal, bahkan CT Scan atau MRI. Pada tes Pap Smear, akan diambil
lendir pada mulut rahim atau disebut cervix, oleh karena itu untuk pada
tahap awal kanker rahim tidak dapat terdeteksi dengan tes Pap Smear.
ilustrasi kanker rahim
Untuk
menegakkan diagnosis pasti apakah seorang wanita terkena kanker rahim
adalah dengan tindakan biopsy. Dimana dokter akan mengambil sedikit
jaringan rahim yang diduga terkena kanker, kemudian jaringan tersebut
dilihat dibawah mikroskop apakah normal atau tidak. Apabila memang sudah
terdiagnosis kanker rahim, baru ditentukan tindakan terapi apa yang
sesuai.
Pengobatan Kanker Rahim
Pemilihan terapi
yang diberikan biasanya tergantung dari tingkat keganasan kanker, usia
pasien, kondisi pasien secara umum, dan faktor sosial. Tindakan
pengobatan terapi kanker rahim ada beberapa diantaranya :
- Tindakan operasi mengangkat seluruh rahim, disebut hysterectomy.
Walaupun
sebagian besar, kanker rahim terjadi pada wanita diatas usia 50 tahhun,
namun tidak menutup kemungkinan kanker rahim terjadi pada wanita usia
produktif. Operasi hysterectomy akan menyebabkan wanita tidak mungkin
untuk hamil. Tindakan ini perlu dipertimbangkan pada wanita yang masih
ingin memiliki keturunan. Tidak jarang tindakan hysterectomy juga
dilakukan dengan pengangkatan organ-organ disekitar rahim seperti indung
telur, saluran tuba fallopi, dan kelenjar limfe.
Radioterapi
menggunakan bantuan dari sinar X, biasa diberikan sebelum operasi atau
sesudah opeasi dengan tujuan yang berbeda. Sebelum operasi, radioterapi
yang diberikan bertujuan untuk memperkecil ukuran tumor sehingga lebih
mudah diangkat, sedangkan apabila diberikan sesudah operasi bertujuan
untuk mencegah adanya sel kanker yang tumbuh kembali.
Biasa
dilakukan dengan memasukkan obat-obatan anti kanker melalui pembuluh
darah atau diminum seperti biasa. Kemoterapi biasa menggunakan beberapa
jenis obat sebagai kombinasi. Umumnya diberikan pada asien yang sudah
mengalami metastasis dan memiliki riwayat kanker rahim berulang.
Memberikan
tambahan hormone progesterone untuk menghambat pertumbuhan sel-sel
rahim. Atau dapat juga memberikan obat-obatan yang bertujuan mengurangi
kadar hormone estrogen dalam tubuh.
Baca juga: 6 Cara Efektif Mencegah Kanker Serviks (Leher Rahim)
Selain
terapi yang diberikan untuk membunuh sel-sel kanker, salah satu terapi
yang perlu diperhatikan adalah terapi paliatif atau suportif. Dimana
pada terapi ini bertujuan agar mengurangi nyeri, kualitas hidup pasien
tetap baik, dan pasien dapat bertahan hidup lebih lama. Terapi paliatif
ini harus diterapkan pada semua pasien kanker, bekerjasama antara
dokter-pasien serta keluarga.
sumber
http://mediskus.com/penyakit/kanker-rahim
EmoticonEmoticon